Ibu Fitri Dwianti seorang istri petani padi berusia 30 tahun, tidak memiliki anak. Dia membuat kue tradisional dari sebuah bakery di rumah kayu tradisional Sulawesi milik ibunya, di mana dia tinggal bersama suaminya.
Usaha Ibu Fitri adalah usaha keluarga, pada mulanya dimulai oleh ibunya 20 tahun yang lalu. Sebelum pinjamannya dari Koperasi, dia memiliki dua kompor. Sekarang dia memiliki delapan. Usaha ini memberikan pekerjaan untuk Ibu Fitri, ibunya, 2 kakak perempuannya, dan 2 tetangganya.
Kelima macam kue tradisional tersebut dijual di pasar tradisional di area Jeneponto. Penghasilan kotor untuk satu putaran produksi rata rata Rp.1,000,000.
Peningkatan yang dirasakan dalam usahanya sejak meminjam Rp.1,000,000. dari Koperasi telah menciptakan perasaan aman yang sangat kuat dan telah menciptakan kesempatan kerja untuk para tetangga, yang mana berfluktuasi dengan adanya pesanan, tetapi pekerjaan yang sebentar sebentar seperti ini biasanya lebih menarik bagi kaum perempuan di pedesaan. Pada kondisi normal, dia mempekerjakan dua tetangganya yang dibayar langsung Rp. 10,000 per hari dan memberikan makanan untuk mereka dan keluarga mereka. Selama waktu puncak puncaknya, Ibu Fitri dapat mempekerjakan lagi hingga lima orang tetangga. Pinjaman dari Koperasi digunakan untuk membeli tepung dan persediaan memasak.
Selain Koperasi, Ibu Fitri juga berhubungan dengan sebuah bank setempat, BRI; bagaimanapun juga, dia mengatakan bahwa lebih mudah dan lebih cepat untuk berhubungan dengan Koperasi. Lalu, dia berharap untuk mengembangkan pinjamannya dengan Lembaga Keuangan Mikro, sementara membangun kepercayaan kredit yang kuat baik dengan BRI, dan juga Lembaga Keuangan Mikro.
Sebagai tambahan, selain mendukung keluarganya, Ibu Fitri juga mampu untuk membiayai sekolah untuk kedua saudara laki lakinya di ketentaraan, yang berbasis di Maros.
Sumber: depkop.go.id/cipsed.com/cerita







0 comments :