Ibu Kasbi berusia 19 tahun dan seorang ibu yang telah menikah dengan dua orang anak kecil. Ibu Kasbi memiliki sebuah warung eceran yang menjual sayuran segar.
Dia tidak memiliki kiosnya sendiri, tapi menempati sebuah celah di samping sebuah kios di pasar tradisional. Dia memulai usahanya 2 tahun yang lalu, setelah anak pertamanya lahir, untuk memberikan tambahan yang diperlukan untuk penghasilan keluarganya.
Sebelum mendapat pinjaman, keuntungannya rata rata hanya Rp. 20,000/hari, berdasarkan penghasilan kotornya per hari kira kira Rp. 80,000.
Dia menetapkan bahwa keperluannya yang nyata kira kira Rp. 500,000 untuk modal kerja, untuk membeli sayuran segar setiap hari.
Dia telah menjalin hubungan jangka panjang dengan Koperasi, dengan pinjaman yang lebih kecil di masa lalu. Dia mendapat pinjaman awal sebesar Rp. 400,000, tapi sekarang adalah pinjaman Rp. 500,000 yang keempat. Semua uangnya digunakan untuk membeli sayuran segar setiap hari – apa yang dapat dibelinya, dapat dia jual di warungnya.
Dengan menggunakan metode pembayaran kembali mingguan, dia mampu melakukan pembayaran pinjamannya dengan memuaskan. Pinjaman didapat dari Koperasi tanpa jaminan. Bersama dengan suaminya, yang seorang petani, sekarang dia menikmati volume usaha yang berkembang dan berharap untuk menjaganya pada tingkatan tersebut dengan membangun sebuah penilaian kredit yang dapat diandalkan dengan Lembaga Keuangan Mikro.
Sumber: depkop.go.id/cipsed.com/cerita







0 comments :